1.PENGERTIAN MUSIK BAROK
Musik Barok adalah musik klasik
barat yang digubah pada Zaman Barok (Baroque),
kira-kira antara tahun 1600 dan 1750. Zaman ini berlangsung sesudah Zaman
Renaisans dan sebelum Zaman Klasik. Sebenarnya, kata "Barok" itu
berarti "mutiara yang tidak berbentuk wajar" (Portugis), hal ini sangat cocok
dengan seni dan perancangan bangunan pada era itu. Kata “Barok” pada akhirnya
juga dipakai untuk jenis musik pada saat itu. Musik barok dimulai sekitar tahun
1600-1750.
2.Sejarah Zaman Musik Barok
Dalam sejarahnya, musik barat disusun atas
perkembangan teknik komposisi dan praktek memainkan musik yang disusun dalam
segmen zaman dan gaya musik. Sedangkan, perkembangan sejarah musik timur belum
dapat disusun, berhubung jenis komposiis musik yang dihasilkan masih berkisar
dalam bentuk musik vokal. Musik Timur khususnya Nusantara berkembang tanpa
melalui tahapan-tahapan yang jelas, bukan berkembang dari evolusi bentuk komposisi
dan praktik musik, melainkan lebih kepada proses pemenuhan kebutuhan hiburan
musik ringan .
Sejarah musik berlanjut dengan
munculnya aliran-aliran musik baru, diantaranya aliran Barok dan Rokoko.
Kedua aliran ini hampir sama, yaitu menggunakan pemakaian Ornamentik (hiasan
musik). Namun, yang menjadi perbedaannya adalah musik Barok memakai ornamentik
yang disertai improvisasi spontan oleh para pemain, sedangkan musik rokoko
semua hiasan ornamentik ditulis dan dimainkan sesuai apa yang ditulis. Pada masa
musik Barok juga mulai diperkenalkan system tangga nada mayor dan minor. Bentuk
sajian musik yang tumbuh pada masa itu adalah lagu instrumentalia dengan cerita
sejenis opera (suita), permainan instrumentalia (sonata), hidangna musik yang
sifatnya agung (cantata), dan sajian musik orkes simfoni yang diselingi
permainan solo (concerto). Komponis besar pada zaman ini adalah Johann
Sebastian Bach (1685-1750) dan George Friederic Handel (1685-1759).
Gaya barok mendapat
titik pangkal di italia pada tahun 1568 di roma di bangun Gereja II Gesu
sebagai peringatan akan St. Ignasius dari Loyola yang di makamkan dalam gereja
ini. El Greco dan Tintoretto menghias gereja ini dengan lukisan yang sangat
patetis dan penuh perasaan. Maka, gaya baru ini mulai ditirukan ditempat lain,
terutama dalam gereja Sri Paus di Roma. Dalam jaman Barok para seniman berusaha
untuk (melalui daya fantasi) menciptakan suatu ruang seni yang dipisahkan dari
dunia alam dan realita hidup. Seni lukis dan seni rupa Barok melukiskan
manusia; seni musik mengungkapkan emosi dan perasaan.
Awal masa Barok di sekitar
tahun 1600 cukup jelas sebagai awal gaya musik baru dan orang pada waktu itu
merasa bahwa mulailah masa baru, dengan perasaan dan fikiran baru. Sebaliknya
akhir masa Barok tidak begitujelas. Sekitar tahun 1750(akhir hidup J.S. Bach)
terjadi suatu perubahan tidak hanya dalam musik tetapi juga dalam arsitektur,
senirupa, seni lukis, dan sastra. Disuatu pihak suatu keinginan kearah lebih
sederhana dan lebih wajar (aufklärung/pecerahan)dan dipihak lain keinginan
kearah luwes (rokoko) . Secara lazim, dibedakan tiga tahap dalam zaman Barok
yakni:
· Barok awal : kira-kira 1580-1630
· Barok tengah : kira-kira 1630-1680
· Barok akhir : kira-kira 1680-1750
- Pada masa Barok awal kebanyakan komponis menyukai
karakteristik homophonic dibandingkan dengan karakter poliphonik Renaissance,
kebanyakan music hanya menggunakan satu melodi diiringi dengan iringan chord
(Aria dan Recitative).
- Pada masa pertengahan musik barok bentuk musik baru
mulai menjalar di eropa, tangga nada mayor dan minor menjadi dasar komposisi,
dalam zaman ini mulai banyak komponis yang menggubah karya musik instrumentalia
(tanpa vokal), banyak komposisi bagi instrumen tertentu, paling banyak adalah
gubahan untuk biola, dalam periode ini.
-Diakhir zaman barok, poliphoni yang jauh lebih rumit
menjadi kebanyakan pilihan para komponis, musik instrumen menjadi sama
pentingnya dengan musik untuk vokal, kebanyakan musik barok yang diketemukan
saat ini adalah, musik barok dari zaman akhir barok
(1680-1750). Bentuk-Bentuk Musik :Concerto Grosso, Fuga,
Opera, Trio Sonata, Suita, Cantata
Pada awal zaman tersebut, piano belum ditemukan, dan komposisi dikarang
untuk hapsicord. Partitur musik di zaman Barok ditandai
dengan tidak adanya iringan atau polifoni. Karya JS Bach untuk hapsicord lazim
mempunyai dua melodi atau lebih untuk tangan kanan dan tangan
kiri.
3. CIRI-CIRI MUSIK BAROK
Masyarakat dalam
zaman barok masih mempertahankan sistem golongan lama: Raja, kaum bangsawan,
kaum rohaniwan, penduduk kota dan petani.Dalam kota terdapat orang kaya
dan terdidik, sedangkan orang dipedalaman semakin miskin. 80% masyarakat Eropa
pada jaman Barok buta huruf. Buktinya, lagu dan tari rakyat Barok untuk
sebagian besar lenyap karena diwariskan hanya secara lisan, sedangkan musik
yang dipakai dilapisan masyarakat atas saja yang dicatat dan diabadikan. Di
masa itu Raja menganggap musik di ciptakan dan di pentaskan terutama pada
istana ( di sponsori oleh bangsawan).
Para
seniman barok tidak hanya menirukan alam seperti seniman Renaissance tetapi
mereka bekarya secara kreatif, sebagai genius dengan perasaan dan akal
pikiran. Proses ini kadang-kadang melawan alam, misalnya bila di alam seperti
hutan dan rawa di bangun istana dan kebun yang di susun secara
geometris-matematis.Banyak bentuk Barok nampak dibuat-buat dan tidak wajar
Berikut karakteristik musik Barok :
1. Ekspresi
Sebuah
karya musik barok biasanya menyatakan satu ekspresi dasar, apabila sebuah karya
diawali dengan ekspresi emosi yang gembira maka ekspresi musik ini akan tetap
sampai akhir karya musik tersebut. Hal ini terutama dapat diketemukan dalam
karya musik vokal. Perubahan ekspresi biasanya diikuti dengan perubahan
musiknya juga (musik diakhiri dan dimulai lagi dengan ekspresi yang berbeda)
2. Ritme
Dalam
musik Barok, ekspresi yang tetap biasanya disampaikan dengan pola ritme yang
terus berlanjut dan cenderung diulang ulang. Ritme dan irama lebih ditekankan
dibanding dalam musik renaissance.
3. Melodi
Melodi
Barok cenderung menciptakan perasaan yang berkelanjutan, melodi tema akan
diulang terus menerus dalam sebuah karya musik barok walaupun dalam bentuk yang
bervariasi karakter melodi tema lagu tidaklah berubah banyak
4. Dinamika
Dalam
Musik Barok dinamika tidaklah berubah secara tiba tiba tetapi bertahap, tetapi
walaupun demikian para penyanyi dan pemain instrumen dalam praktiknya kerap
membuat perubahan yang cukup nyata guna mengekspresikan emosi dalam sebuah
karya musik
5. Textur/Pola
Terutama
dalam masa akhir musik Barok kebanyakan berupa musik musik Poliphony didalam
pola musiknya, pola poliphony yang terdapat dalam musik barok berbeda dengan
textur poliphony dalam musik renaissance. Dalam musik barok terdapat satu atau
dua melodi tema yang berkejar kejaran atau saling berdialog dengan satu sama
lainnya, dalam hal ini biasanya bagian treble (sopran) berdialog dengan bagian
bass, dan melodi utama keduanya diulang ulang, ini menjadi pola dasar poliphony
yang digemari.
6. Word
Painting
Sebagaimana
dengan pendahulunya, musik renaissance, musik barok juga menggunakan tehnik
yang sama dalam pengekspresian musik, yaitu menggunakan word painting, notasi
yang disesuaikan dengan kata-kata, tetapi dalam masa Barok word painting tidak
hanya sekedar menggunakan notasi tetapi juga menggunakan emosi lagu, sehingga
lagu-lagu yang bertemakan kesedihan dan penderitaan pada contohnya akan
menggunakan tangga nada dan musik yang sesuai.
7. Basso Continuo
Penggunaan
Chord (trinada) menjadi sangat penting dalam musik barok. Dalam masa barok
seluruh struktur musik ada pada bagian bass. Dalam permainan musik keyboard
(Clavichord/Harpsichord) penggunaan chord biasanya akan mengiringi alur melodi
Bass. Tehnik permainan chord (trinada) dengan melodi bass biasa disebut dengan
istilah Basso Continuo. Dengan demikian tehnik permaianan Basso Continuo ini
menjadi pengiring utama dalam seluruh karya musik zaman barok. Zaman Barok
disebut juga sebagai Zaman Keemasan Basso Continuo. Ensemble Basso Continuo
biasanya dimainkan oleh dua alat musik, alat musik bass (Cello, Basoon, Contra
Bass dll.) dan alat musik keyboard (alatmusik yang berpapan tuts) dalam zaman
ini adalah harpsichord (untuk musik sekular) dan organ pipa (untuk musik
sakral).
4. Bentuk bentuk musik pada zaman Barok
1. Concerto
Grosso
Sebuah
Orkes Musik dalam Musik Barok biasa disebut dengan istilah Musik Kamar (Chamber
Orchestra). Dalam sebuah orkes kamar biasa dibagi menjadi dua bagian pemusik:
group besar dan group kecil. Paduan musik semacam ini biasa disebut dengan
Concerto Grosso. Concerto Grosso adalah sebuah group kecil pemusik yang
berperan sebagai Solis – bermain/berdialog musik dengan group besar pemusik
yang disebut Tutti (Bahasa Italia: Semua) dalam satu orkes kamar. Dialog antara
Solis dan Tutti biasanya adalah dialog antara dua melodi tema yang dimainkan
secara bergantian oleh kedua belah pihak pemusik, tehnik permaian seperti ini
dinamakan Bentuk Ritornello.
2.Fuga
Fuga
adalah sebuah komposisi poliphony yang berdasarkan sebua tema melodi utama yang
disebut sebagai Subyek. Dan dalam sebuah Fuga: Subyek akan diimitasikan oleh
melodi-melodi lain (imitasi dari Subyek). Melodi-melodi lain ini disebut dengan
Suara (Voices).
3.Opera
Walaupun
dimulai pada zaman Renaissance, tetapi berkembang dengan pesatnya pada zaman
barok. Opera dalam zaman barok adalah Drama yang dinyanyikan dengan iringan
orkes. Sebuah opera dalam zaman ini merupakan kolaborasi antara dramawan dan
komponis, dramawan opera disebut dengan istilah Librettist. Seorang Librettist
akan membuat teks drama sesuai dengan musik yang digubah oleh komponis.
4. Trio Sonata
Sonata
adalah sebuah gubahan musik yang terdiri dari dua atau tiga bagian, masing
masing dengan karakter dan tema yang berbeda. Komposisi ini untuk satu sampai
delapan instrumen alat musik. Trio Sonata adalah sebuah sonata untuk tiga
melodi: dua melodi tinggi (treble) dan satu basso continuo (bass). Treble bisa
berupa biola, flute, oboe dll. dan basso continuo: cello atau viola di gamba
(cello zaman barok) dengan harpsichord. Jadi trio sonata biasa di mainkan oleh
empat alat musik.
5. Suita
Sebuah
komposisi besar yang terdiri dari beberapa lagu dengan irama irama tertentu,
lagu –lagu yang dipakai adalah lagu-lagu dansa yang mempunyai asal dari
negara-negara yang berbeda-beda. Sebuah komposisi suita bisa digubah untuk
sebuah orkes kamar, atau juga bisa digubah untuk satu alat musik. Contoh sebuah
suita dengan lagu-lagu (dansa):
*
Overture (lagu pembukaan)
* Gavotte
* Minuet
* Bourree
* Gigue
6. Cantata
Cantata
merupakan sebuah karya yang dinyanyikan, (selalu menggunakan vokal), dan
biasanya sebuah kantata adalah sebuah karya musik gerejawi. Sebuah cantata
biasanya dinyanyikan dalam ibadat gereja reformasi (Protestant). Sebuah cantata
dalam zaman barok biasanya berdasarkan ayat-ayat dari Kitab Suci dan himne-himne
jemaat. Sebuah cantata biasanya digubah untuk sebuah paduan suara, solis vokal
, organ pipa dan orkes kamar.
5. ALAT MUSIK YANG DIGUNAKAN PADA ZAMAN BAROK
Dalam jaman Barok alat musik
terus diperkembangkan. Sebenarnya proses ini sudah dimulai pada jaman
Renaissance. Alat musik yang dipakai pada jaman barok :
1.Dalam musik istana dan gereja (musik seni) ; biola,
biola alto, cello, Flute, gitar, teorbe, harpa,
cembalo/harpsichord, organ, flute, horn, terompet, pauten.
2.Dalam musik rakyat : biola sederhana (oktavgeige),
drehleier (alat gesek dengan dawai bordun), gitar, hackbrett(dulcimer semacam
sitar), maul trommel(rinding), pikolo, rekorder(blockflöte), schalmei(semacam
klarinet),krummhorn(alat tiup kayu), genderang,kastagnet, xylophone, lonceng
kecil, dll.
6.KOMPONIS – KOMPONIS
ZAMAN BAROK BESERTA KARYA-NYA
1. Johann
Sebastian Bach(1685-1750) Organis Dan Penggubah
Para
musikolog membagi seluruh komposisi Bach dalam lima
masa, masing-masing komposisi memperlihatkan perbedaan gaya yang cukup spesifik
jika saling dibandingkan tahun pembuatannya. Yang membuat gaya lagu Bach
berbeda dari yang lain adalah bahwa semua lagu yang dibuatnya baik lagu Jesu
Joy of Man's Desiring
atau lagu yang kebanyakan dibuatnya ditujukan untuk Tuhan.
Johann Sebastian Bach lahir pada
tanggal 21 Maret1685 di kota Eisenach, Jerman. Ayahnya bernama Johann Ambrosius
Bach, dia adalah
seorang pemain terompet dan dirigen orkes kota tersebut[2].
Johann Sebastian adalah anak bungsu dari delapan bersaudara. Pada saat orangtua
Bach meninggal pada tahun 1695 dia pindah ke Ohrdruf dan diasuh oleh kakak laki-lakinya, Johann Christoph
Bach. Di Ohrdruf, Bach melanjutkan pendidikannya ke
sekolah Lyceum. Bach cukup berprestasi di
sekolahnya, dari kakaknya Bach diajarkan bermain organ dan kemungkinan juga belajar bermain biola. Bach belajar sendiri ilmu komposisi
dengan cara biasa dan lazim pada zaman itu, yaitu menyalin buku musik
komposisi-komposisi komponis Barok.
Pada umur 15 tahun, Bach terpaksa
keluar dari rumah kakaknya karena jumlah anggota keluarga mereka terus
bertambah. Bach melalui perantaraan pemimpin musik sekolahnya menjadi anggota
penyanyi koor di gereja
Michaliskirche, di kota Luneburg. Bach bertemu dengan komponis penting
pada masa itu, George Boehm (1661-1773), Bach kemudian menjadi
muridnya dalam bidang komposisi.
Pada tahun 1702, pada Bach berangkat dari Luneburg
dan mencari pekerjaan sebagai organis. Pekerjaan sebagai organis umumnya
diberikan pada kepada pemusik yang menang dalam lomba improvisasi untuk organ.
Bach memenangkan lomba tersebut dan mendapat jabatan di kota Sangerhausen,
namun pangeran setempat tak setuju dan mengangkat orang yang lebih tua dari
Bach. Pada tahun 1703, Bach
mendapat tugas sebagai pelayan dalam memainkan musik untuk salah satu pangeran
di Weimar, pada
masa tersebut Weimar diperintah oleh dua pangeran. Pangeran pertama adalah
pimpinan dan yang kedua adalah wakilnya. Pada tahun yang sama, Bach mendapat
pekerjaan sebagai pemain organ di gereja kota Arnstadt. Pada masa ini Bach mengalami konflik
dengan para anggota koor, dia tak dapat bekerja sama dengan anggota koor
sehingga sering terjadi kesulitan dan berselisih paham dalam latihan koor.
Pada tahun 1705, Bach diizinkan cuti dan ia pergi
kota Lubeck untuk
mendengarkan penampilan Dietrich
Buxtehude, Bach
mengharapkan agar bisa mengambil posisinya sebagai organis setelah Buxtehude
pensiun tapi ternyata Buxtehude meminta Bach menjadi penerus keluarganya dengan
menikahi anak tertua dari lima anaknya yang ditolak oleh Bach.
Bach ternyata tinggal selama kurang
lebih tiga bulan dan lebih lama dari jangka waktu cuti yang diberikan dewan
gereja. Bach ditegur dewan gereja, bukan karena keterlambatannya namun karena
iringan-iringan koral untuk kebaktian dirasa terlalu sulit untuk diikuti oleh
jemaat.
Pada tahun 1703, ia berhasil
memenangkan perlombaan untuk menjadi pemain organ di gereja Santo Blasius, Mulhausen yang terletak sekitar 55 kilometer
dari Arnstatdt. Di sini, Bach tertarik dengan Maria Barbara yang ternyata
adalah sepupunya, mereka menikah pada tahun yang sama. Pada tahun 1708 Bach
menggubah Gott is mein Konig (BWV 71).
Bach dipanggil untuk menjadi pemain
organ oleh pangeran Wilhelm Ernst, pangeran kota Weimar, yang sangat
terkesan dengan permainan Bach dan mendorongnya untuk membuat lebih banyak
komposisi. Bach tinggal di Weimar sampai tahun 1717. Pada tahun 1713, mengetahui Bach melamar suatu
jabatan sebagai pemain organ di kota Halle, Pangeran Wilhelm melantik Bach
menjadi konzertmeister dan menaikkan gajinya. Namun sebagai
konsekuensinya, Bach harus menciptakan sebuah kantata setiap bulannya. Pada tahun 1716 jabatan Kapelmeister diganti
oleh Georg Phillipe Telemann (1681-1767) yang merupakan komponis paling populer pada masa Bach. Pada
tahun 1717 Bach
diterima sebagai Kapelmeister oleh pangeran Leopold di Cothen dan meminta pengunduran diri kepada
Pangeran Wilhelm. Permohonan Bach ditolak namun dia diijinkan ke Dresden untuk
berlomba improvisasi dengan seorang pemain harpsikord dari Perancis, Louis Marchand. Pada bulan November, Bach dipecat
secara tidak hormat oleh Pangeran Wilhelm.
Pangeran Leopold adalah majikan yang ramah dan seorang
penganut Calvinisme. Bach tidak harus menciptakan musik gerejawi walau dia
menciptakan kantata untuk peristiwa-peristiwa penting. Tugas utama Bach adalah
menyediakan musik untuk hiburan pangeran. Pada tahun 1721 Bach menggubah enam konsertonya yang
paling terkenal, yakni Brandenburg Concerto (BWV 1046-1051) yang didedikasikan untuk Pangeran Christian Ludwig dari Brandenburg. Komposisinya yang terkenal Toccata dan Fugue
(BWV 565) untuk Organ diciptakan pada tahun 1720.
Bach juga menggubah lagu-lagu lain
seperti Clavierbuchlein fur Wilhelm Friedmann Bach, dan buku pertama
dari Das Wohltemperierte Clavier (BWV 846-869) .
Pada masa ini, istrinya meninggal pada
usia 36 tahun dan Bach menikah dengan Anna
Magdalena Wilcken
pada tahun 1721. Mereka
berdua dikaruniai 13 anak; Bach bahkan menciptakan beberapa buku musik khusus
untuk istrinya. Dalam buku ini juga terdapat Minuet in G yang sangat terkenal itu. Pada saat
yang sama Pengeran Leopold juga menikah dengan istri yang tidak begitu tertarik
dengan musik sehingga kepentingan Bach di istana menurun.
Pada tahun 1722, Kuhnau, ketua musik sekolah St. Thomas di Leipzig
meninggal. Bach mendapatkan jabatan tersebut; calon yang selain Bach adalah
Telemann dan Graupner, namun Bach berhasil tepilih.
Pada masa ini Bach sangat rajin
menggubah kantata-kantata namun juga penuh perselisihan dengan para pejabat
Gereja. Bach menganggap mereka tidak mengerti keinginannya untuk memajukan musik gereja.
Bach menggubah salah satu passion-nya yang paling terkenal, St.
Matthew's Passion (BWV 244). Komposisinya ini mendapat sambutan meriah dari
publik. Bach juga menggubah Mass in B minor yang dianggap karya teragung
dari kantatanya.
Pada akhir hidupnya Bach menderita kebutaan, pada saat ini pula ia menggubah Die
Kunst der Fugue 13 (BWV 1080). Suatu komposisi dengan bermacam variasi
bentuk dari suatu tema fuga. Bach menulis komposisi ini dengan
berbaring di tempat tidur dan mengeja not yang ada di kepalanya kepada
istrinya. Bach meninggal dunia pada tahun 28 Juli1750 dan karya
ini tidak sempat diselesaikan.
Sebastian Bach
menciptakan musik Koral (musik untuk Khotbah Gereja) dan juga menciptakan
lagu-lagu instrumental. Di akhir hidupnya Sebastian Bach menjadi buta dan
meninggal di Leipzig. Komponis lain yang lahir dari musik Barok dan Rokoko adalah
George Fredrick Haendel, hasil ciptaannya yang terkenal adalah
Messiah, Water Musik dan Fire Work musik. Water Musik dan FireWork Musik
merupakan karya orkestranya yang paling terkenal. Fredrick Haendel kemudian
meninggal di London.
Adapaun karya-karya
Johann Sebastian Bach yang cukup terkenal diantaranya adalah :
a.Karya-karya
instrumental
Minat Bach terhadap keteraturan dan
hubungan dalam gubahan-gubahannya merupakan bagian penting dari kesenian
Baroque akhir. Banyak karyanya dipersatukan oleh prinsip :
- makna
liturgis,
- kegunaan
paduan suara,
- struktur
kunci yang over-arching, atau
- teknik-teknik
khusus seperti prelude/fugue yang berpasangan, pola tarian dan kanon atau
variation cycles.
Banyak karyanya dikelompokkan menurut
kategori yang bersifat pendidikan atau aturan didaktik lainnya seperti suite
atau seri yang diatur secara liturgis.
1. Kaya-karya
yang dimaksudkan untuk menandai satu tahun gereja mencakup the Little Organ
Book (dimulai di Weinar, diselesaikan di Cothen). Walaupun karya ini dirancang
untuk berisikan 164 prelude paduan suara, didalammnya terdapat jangkauannya dan
juga terdapat tekstur-tekstur abstrak atau material, berhubungan dengan
nada-nada paduan suara, yang diungkapkan melalui gambar.
2. The
Keyboard Practice (Clavierubung) dimulai dari 1731 dan merupakan sebuah koleksi
penting dalam empat bagian. Karya ini berhubungan dengan sumbangan Bach bagi
liturgi Lutheran dan juga gubahannya yang lebih duniawi.
3. Prelude-prelude
paduan suara juga dibawa ke dalam literatur organ dengan adanya The Eighteen Gread
Preludes dan the Six Schubler Chorales (yang ini merupakan transkrip
bagian-bagian kantata). Bach juga membuat berbagai karya untuk koor empat suara
dengan gaya kongregasional, termasuk sebuah koleksi yang terdiri dari 371
harmonisasi dan satu lagi yang terdiri dari 69 melodi dengan bass.
4. Sebuah
sumbangannya yang penting bagi dunia musik adalah berbagai prelude dan fugue
organ, termasuk “the Great” dalam C mayor, E minor, B minor, G minor, dan Es
mayor. Beberapa karya ini mengikuti prinsip-prinsip concerto, sementara prelude
dari G mayor adalah sebuah fantasi, dari fuguenya diambil dari sebuah lagu
rakyat abad ke-17, “Rolandston”. The Prelude and Fugue in A Major mempunyai
ciri-ciri tiruan dan implikasi pastoral dalam tekstur dan ritmenya.
5.Termasuk
juga dalam karya-karya instrumental yang lain adalah berbagai suite untuk
orkestra, concerto, sonata, baik yang solo maupun yang dengan iringan, serta
partita dan suite untuk alat musik keyboard.
b.Karya-karya
vocal
J.S. Bach menulis empat mass pendek yang kebanyakan
terdiri dari musik kantata dengan teks yang telah ditulis ulang. Contohnya:
Mass in F menggunakan paduan suara Lutheran Litany “Christ, Thou Lamb of God”
dalam “Kyrie”, sedangakan “Gloria” menggunakan bahan dari kantata dan Mass yang
lainnya dalam A mayor, G minor dan G mayor, juga menggunakan teknik yang sama.
Mass in B Minor adalah salah satu karya paduan suara yang paling terkenal.
Karya Katolik ini dikenal karena tekstur lima suaranya dan pengulangan tema
yang intergratif. Mass ini sebagian besar juga merupakan hasil meminjam dari
kantata-kantata Bach, tapi bagian-bagian yang penting juga orisinil. Kantata
yang ditemukan di dalamnya termasuk nomor 1,46, 12 dan 171. Kutipan Gregorian
juga ada. The Passions adalah jenis karya paduan suara berskala besar yang lain
dan hampir sama luasnya dengan Mass B minor tadi. Karya-karya ini dikenal
sebagai Oratori Passions, karena hubungannya dengan pangaruh-pengaruh gaya
opera yang tidak dilakonkan dan kehadiran seorang narator (atau penginjil.
Ada dua gubahan: St. Mark’s Passion (1731)
hilang, kecuali tujuh bagian yang bisa dikenal sebagai pinjaman dari
karya-karya aslinya (terutama Kantata 198). Koor dan orkestra ganda ada dalam
St. Mathew Passion, dimana chorus “O Sacred Head” juga digunakan 5 kali sebagai
alat pemersatu. Bedanya terdapat dalam fungsi: Chorus I sebagai ke-12 murid,
Chorus II bertindak sebagai pengikut-pengikut yang lain. Berbagai kombinasi
digunakan untuk agenda-agenda yang melibatkan kerumunan orang atau orang-orang
Kristen pada umumnya. The Christmas Oratorio adalah sebuah karya khusus (tidak
berhubungan dengan passion-passion tersebut) yang terdiri dari 6 bagian,
masing-masing dengan format sebuah kantata dan menggunakan sebuah koor
pembukaan (atau “Symphony”) dan koor penutup dan di dalamnya diisi dengan
berbagai recitative, choruse, chorale, duo dan trio. Kantata-kantata yang
berbeda dinyanyikan pada ke-6 kebaktian di antaranya Natal dan Epiphany. Bach
menulis kira-kira 200 kantata yang maksudnya untuk dimasukkan ke dalam tahun
gereja Lutheran.
Panjang kantata-kantata ini umumnya dibatasi
sekitar setengah jam. Banyak teknik penulisan Bach yang paling efektif
digunakan dalam karya-karya ini dan hubungan strukturnya dengan jenis-jenis
musik lainnya seperti concerto atau soneta trio cukup jelas.
Ciri-cirinya, antara lain:
1. bagian
tengah yang tinggi, yang meningkatkan intensitas tekstur;
2. bagian
tenor yang pararel dengan bagian sopran;
3.daerah-daerah
tiruan dan efek-efak antiphonal;
4. pemberian
warna nada yang deskriptif atau “imitatif” dalam makna tekstualnya;
5. aria-aria
yang terdiri dari instrumen solo dan vokal yang saling mengisi (obbligato).
Efeknya, kalau ditambahkan kebagian bass,
adalah sebuah sonata trio. Ini semua adalah kantata, baik untuk suara solo
maupun lebih dari satu suara. Beberapa kantata disebut horal Cantatas, karena
melodi sebuah chorale disatukan (bersamaan dengan teksnya) ke dalam tekstur
semua – atau hampir semua bagian dari satu karya utuh. Dalam karya-karya ini
perubahan dalam material musik dan dijalankan secara imitatif. The Free
Cantatas merupakan karya-karya yang tidak ada atau sedikit hubungannya dengan
musik choral. Seringkali mereka ditulis dengan karya gaya concerto untuk alat
musik. Terdapat paling sedikit 32 contoh untuk jenis ini. Kantata-kantata ini
secara keseluruhan menunjukkan contoh-contoh terbaik dari cara Bach mengolah
gaya medium. Walaupun sejarah tidak menyatakan bahwa Bach adalah seorang
penemu, kemampuannya untuk membaurkan bahan-bahan yang berbeda ke dalam
berbagai struktur yang memiliki keahlian teknis dan imajinasi yang tinggi dan
juga kuasa ekspresif dari hasilnya yang konsisten hingga sekarang boleh
dibilang tidak tersamai.
2.George Frederic Handel
Lahir pada tahun 1685. Handel adalah
seorang Jerman dan dibesarkan di lingkungan Lutheran. Dia hidup sezaman dengan
Bach. Namun, Handel dan Bach tidak pernah bertemu. Walaupun banyak buku riwayat
komponis-komponis besar menyebutkan Bach lebih awal, faktanya Handel lahir
beberapa minggu lebih dulu, yaitu 23 Februari 1685. Ayah Handel adalah seorang
"ahli pemangkas rambut" yang praktis dan polos. Dia memutuskan untuk
menyekolahkan anaknya ke sekolah hukum. Meskipun Handel muda sudah menunjukkan
bakat musik yang istimewa, ayahnya tidak mengizinkannya untuk masuk sekolah
musik.
Saat Handel berusia sekitar 8 atau 9
tahun, seorang bangsawan Jerman mendengarkan dia memainkan organ saat
mengiringi ibadah. Bangsawan itu meminta ayah Handel agar memberikan pelatihan musik
secara formal untuk anaknya. Beberapa tahun kemudian, saat Handel berusia 12
tahun, ia sudah mengarang lagu dan memainkan organ dengan begitu mahir. Tidak
jarang dia menggantikan gurunya untuk memainkan organ. Pada suatu hari Minggu,
setelah menghadiri ibadah di sebuah gereja di luar kota, Handel bertanya kepada
seorang organis di sana apakah dia boleh memainkan organ. Ketika jemaat-jemaat
mulai meninggalkan gereja, Handel memainkan organ dengan begitu memukau,
sehingga orang-orang yang akan pulang, kembali ke tempat duduknya dan tidak mau
beranjak pergi. Petugas organis menghentikannya, dan memintanya untuk tidak
memainkan organ jika seluruh jemaat belum pulang.
Pada tahun 1706 -- 1710, dia pergi dan
menetap di Itali. Di sana, dia bekerja sebagai anggota musik istana. Dia
menjadi pemain biola, dan mengarang lagu untuk teater opera Hamburg. Setelah
itu, dia hijrah ke Roma. Di Roma, dia menulis karya musik dan orkestra bertema
religius yang pertama -- "The Resurrection". Di Itali, dia bertemu
dengan beberapa musisi sezamannya, salah satunya Domenico Scarlatti.
Pada tahun 1712, setelah beberapa
waktu tinggal di istana Hanover, dia hijrah ke Inggris. Dia menghabiskan sisa
hidupnya di sana. Di Inggris, dia mengubah namanya menjadi Georg Friedrich
Hendel. Dia mengganti huruf "a" dengan huruf "e". Sejak
itu, beberapa penerbit menggunakan ejaan yang berbeda-beda untuk menyebutnya.
Di Inggris, Handel membuat karya terbesarnya, sekaligus mengalami kemunduran
pribadi. Tidak adanya sponsor tetap dari pihak kerajaan, persaingan dengan
komponis Inggris yang ternama, dan penonton yang tidak selalu mendukung dan
sulit dipuaskan, membuatnya mengalami kerugian berkali-kali. Salah satu karya
drama alkitabiahnya yang kontroversial, "Ether and Israel in Egypt", yang
ditampilkan di teater-teater sekuler dikecam oleh gereja Inggris. Hasil
penjualan tiket pertunjukannya juga kalah bersaing dengan industri-industri
yang lain. Namun, dia tetap berusaha tanpa lelah untuk memulihkan kondisinya,
hingga kesehatannya menurun.
Menjelang tahun 1741, dia terjerat
hutang besar. Tanggal 8 April 1741, dia mengadakan pertunjukan yang disebutnya
sebagai konser perpisahan. Bahkan, dia merasa harus pensiun pada usia 56. Akan
tetapi, dua peristiwa yang tidak dinyana-nyana terjadi, dan mengubah hidupnya.
Salah seorang temannya yang kaya, Charles Jensen, memberinya sebuah buku yang
berisi syair lagu opera bersumber pada kehidupan Kristus yang seluruhnya
diambil dari Alkitab. Dia juga diminta Dublin, organisasi penggalang dana,
untuk mengadakan pertunjukan amal. Dia pun mengerjakan karyanya di rumah
kecilnya di Jalan Brook di London. Saking asyiknya, dia pun jarang keluar dari
kamarnya. Dia beristirahat hanya untuk makan. Dalam waktu 6 hari, bagian satu
sudah selesai. Dalam waktu 9 hari, dia sudah menyelesaikan bagian dua, dan 6
hari kemudian, bagian tiga. Sekumpulan lagu-lagu orkestra utuh pun diselesaikan
2 hari berikutnya. Semua karyanya (berjumlah 260 halaman) diselesaikan dalam
jangka waktu 24 hari.
Sir Newman Flower, salah satu dari
penulis biografi Handel, mengatakan, "Lagu Handel ini akan bertahan,
mungkin selamanya. Benar-benar suatu pencapaian terbesar di sepanjang sejarah
karangan musik." Karyanya itu berjudul "Messiah" dan dipentaskan
pertama kali tanggal 13 April 1742 untuk acara amal. Dari pertunjukan itu,
mereka berhasil mengumpulkan uang 400 pound dan membebaskan 142 narapidana yang
terbelit hutang. Setahun kemudian, Handel mementaskannya di London. Kontroversi
pun muncul dari gereja Inggris yang terus berkelanjutan menghantam Handel. Akan
tetapi, Raja Inggris menghadiri pertunjukan Handel. Saat syair lagu kemenangan
"Haleluya" pertama kali diperdengarkan, sang raja berdiri, lalu
protokol kerajaan dan seluruh penonton pun berdiri. Segera sesudah peristiwa
ini, karier Handel mulai meroket. Popularitas yang diraihnya dengan susah payah
mampu bertahan hingga kematiannya. Menjelang kematiannya, "Messiah"
ditetapkan sebagai standar lagu drama. Pengaruhnya terhadap komponis-komponis
lain sangat luar biasa. Ketika Haydn mendengar lagu "Haleluya", dia
menangis seperti seorang anak kecil, kemudian berseru, "Dialah guru kita
semua!"
Handel memimpin lebih dari tiga puluh
pertunjukan "Messiah". Konser-konsernya sangat menguntungkan bagi
rumah sakit yang memelihara anak-anak terlantar. Banyak dermawan yang
menyumbang dalam pertunjukan Handel. Mendengar ribuan pound yang diperoleh dari
pertunjukan "Messiah" dikumpulkan untuk amal, seorang penulis
biografi berkomentar, "'Messiah' benar-benar memberi makan kepada yang
lapar, memberi pakaian kepada yang telanjang, memberi perlindungan bagi yatim
piatu, lebih dari produksi musik tunggal yang lain." Penulis lain berkata,
"Kemungkinan tidak ada karya dari komponis lain yang memberi kontribusi
begitu besar dalam melegakan penderitaan manusia." Karya ini memiliki
dampak rohani yang luar biasa bagi kehidupan para pendengarnya. Salah seorang
penulis menyatakan, "Lagu ini cukup berhasil meyakinkan ribuan orang bahwa
ada Tuhan di sekitar kita, bahkan lebih meyakinkan daripada semua karya
teologis yang pernah ditulis." Seusai pertunjukan "Messiah"
untuk kali pertama di London, Lord Kinnoul menyelamati Handel atas
"hiburan" yang luar biasa tersebut. Handel menjawab, "Tuan,
maafkan saya karena saya hanya menghibur mereka, saya berharap saya bisa
membuat mereka menjadi lebih baik."
Keyakinan religius Handel dalam
menciptakan karya religius terpopuler di seluruh dunia, membingungkan banyak
ahli di bidang musik. Meskipun komponis opera sekuler dan orkestra ini, tidak
mengikuti pola pada umumnya, namun dia adalah seorang pengikut Kristus yang
setia dan sangat terkenal karena kepeduliaannya terhadap sesama. Moralitas
Handel benar-benar tidak bisa disepelekan. Di gereja, dia sering berlutut dan
mengekspresikan semangat pengabdiannya yang menyala-nyala lewat penampilan dan
gerakan-gerakan tubuhnya.
Keteguhan hatinya membuatnya mampu
melewati masa-masa terburuk. Dia tetap tegar dan semangat meskipun menghadapi
berbagai tantangan. Sayangnya, sebagai sarjana konformis, Handel diketahui suka
mengumpat dalam beberapa bahasa, setiap kali dia mulai marah. Namun, pada saat
yang sama, dia bisa mengakui kesalahannya dan meminta maaf dengan cepat. Handel
dikenal karena pendapatnya yang sederhana dan jujur tentang diri dan bakatnya.
Temannya, Sir John Hawkins, menuliskan
bahwa Handel mewujudkan nilai-nilai keagamaan yang mendalam melalui hidupnya.
Dia senang memasukkan ayat-ayat dalam Kitab Suci ke dalam musiknya.
Perenungannya tentang perikop-perikop yang agung dalam kitab Mazmur yang
mengagumkan, telah memberikan kontribusi untuk pertumbuhan rohaninya.
Secara fisik, Handel memiliki
perawakan tinggi, bertulang besar, dan bersuara keras. Dia sering memakai wig
warna putih yang indah, dengan model keriting yang terurai hingga ke bahunya.
Gaya bicaranya pun mudah dikenali. Dia sering mencampur bahasa Inggris dengan
berbagai kata dari bahasa Jerman, Prancis, dan Itali. Namun, lebih dari itu,
Handel dikenal secara mendunia karena kemurahan hati dan kepeduliannya kepada
orang-orang yang menderita. Handel bahkan memberikan amal meskipun dia
mengalami kebangkrutan finansial. Dia orang yang sangat optimis dan tidak
mengenal lelah. Imannya kepada Allah membuatnya bertahan melewati setiap
kesulitan. Karena dibesarkan menjadi seorang Lutheran yang tulus, dia tidak
memiliki kecenderungan untuk memihak satu sekte dan denominasi apa pun.
Beberapa hari sebelum Handel
meninggal, dia mengatakan keinginannya untuk mati pada hari Jumat Agung, dengan
harapan bertemu dengan Allahnya yang baik, Tuhan dan Juru Selamatnya yang
manis, pada hari Kebangkitan. Dia hidup hingga hari Sabtu Suci pagi, tanggal 14
April 1759. Kematian pun menjemput 8 hari kemudian, setelah dia memainkan karya
besarnya, "Messiah", untuk terakhir kalinya.
Sahabatnya, James Smyth, menulis,
"Handel meninggal saat dia menjalani hidup Kristen yang saleh, baik kepada
Allah dan kepada sesama. Amalnya bagi dunia sungguh sempurna." Handel
disemayamkan di Westminster Abbey, dan dihadiri sekitar 3.000 orang yang
melayat. Sebuah patung yang memperlihatkan dia yang sedang memegang naskah
solonya yang terbuka di bagian ketiga lagu "Messiah", yang berbunyi,
"Aku tahu bahwa Penebusku hidup", didirikan di atas makamnya.
Semasa hidupnya, tidak jarang Handel
mendapat cibiran. Bahkan, tokoh religius setenar John Newton (pengarang himne
"Amazing Grace") pun menentang pertunjukannya yang dianggap
"sekuler" itu. Namun demikian, Handel tidak menanggapi dengan
menyerang balik saudara-saudara Anglikannya. "Salah satu kebahagiaan dalam
hidupku adalah tinggal di sebuah negara yang penduduknya tidak ada yang
menderita akibat pelecehan atau ketidaknyamanan yang terkait dengan
prinsip-prinsip agamanya," katanya.
3.Henry
Purcell
Henry
Purcell (23 Februari 1685 - 14 April 1759) adalah seorang Jerman-Inggris
komposer Baroque, yang terkenal karena opera, oratorio, dan konser grossi.
Hidupnya dan musik mungkin adil digambarkan sebagai "kosmopolitan":
ia dilahirkan di Jerman, dilatih di Italia, dan menghabiskan sebagian besar
hidupnya di Inggris. Lahir di Halle di Kadipaten Magdeburg, ia menetap di
Inggris pada tahun 1712, menjadi subyek naturalisasi mahkota Inggris pada
tanggal 20 Februari 1727.
Karya-karyanya
meliputi Mesias, Air Musik, dan Musik untuk Royal Fireworks. Sangat dipengaruhi
oleh teknik komponis besar dari era Baroque Italia, serta komposer Inggris,
Handel musik menjadi terkenal dengan banyak komponis, termasuk Haydn, Mozart,
dan Beethoven.
4. Antonio Lucio Vivaldi
Antonio
Lucio Vivaldi (lahir di Republik Venesia,
4 Maret1678 – meninggal
di Wina, 28 Juli1741 pada umur
63 tahun) yang dijuluki il Prete Rosso (Pendeta Merah) adalah pendeta dan komponismusik barok dari Italia. Ia dikenal sebagai maestro alat musik biola. Saat masih berusia dua puluhan, ia
sudah menghasilkan komposisi musik yang dianggap sempurna. Sekitar lima ratus
komposisi konserto[1] telah
dihasilkan sepanjang hidupnya. Karena kondisi keluarganya yang miskin, Vivaldi
akhirnya mengikuti pelatihan kependetaan. Pada abad ke-17, cara ini biasa
ditempuh untuk memperoleh pendidikan gratis. Ia mengikuti pelatihan kependetaan
pada 1693 di gereja
lokal, S. Geminiano dan S. Giovanni di Oleo. Ia diteguhkan pada 1703 dan sempat melayani sebagai pendeta
sampai akhirnya memutuskan mundur pada akhir 1706.
Ada kisah tersendiri di balik
mundurnya Vivaldi dari posisinya sebagai seorang imam/pendeta. Vivaldi
menyebutkan alasannya mundur dikarenakan penyakit asmanya. Meski demikian, ada juga yang mencurigai mundurnya
Vivaldi dari posisi itu dikarenakan minat dan aspirasinya yang begitu besar
akan musik.
Setidaknya, ada empat tahap dalam
karier Vivaldi, sebagaimana dikemukakan oleh Frederic Delamea[3]. Tahapan pertama ialah ketika ia diakui sebagai
seorang yang brilian dalam musik istrumental. Pengakuan ini diperolehnya ketika
salah satu penerbit di Italia, Sala, yang diikuti penerbit ternama asal Belanda, Roger, mencetak dua opus[4]sonata dan koleksi revolusioner konserto biola milik
Vivaldi, Estro Armonico (1711) dan La Stravaganza (1714). Reputasinya yang mencapai Jerman ini membuat Johann Sebastian Bach
memuji Vivaldi, bahkan Bach sendiri mendapatkan inspirasi dari karya Vivaldi.
Tahap kedua dalam kariernya ialah
ketika ia mulai mengajar di Ospedalle della Pieta[5]. Di sini Vivaldi bertugas sebagai guru musik, membeli
instrumen-instrumen musik bagi murid-muridnya dan orkestra yang dipimpinnya
ini. Dan Vivaldi berhasil membekali para penghuni Ospedalle della Pieta ini
dengan kemampuan paduan suara dan kemampuan bermusik yang sangat baik. Di bawah
arahannya, para penghuni Ospedalle della Pieta ini senantiasa menampilkan
kualitas musik yang sangat tinggi.
Tahap keempat dari kariernya
ialah perkembangan kegiatan musiknya sebagai seorang komposer pribadi. Dalam
masa-masa ini, Vivaldi menerima pesanan komposisi musik, biasanya dari kaum bangsawan. Bahkan Raja Louis XV dari Perancis
pernah memintanya menulis komposisi. Serenade La
Sena Festeggiante (Festival di Sungai Seine) yang ditulis setelah 1720 merupakan salah satunya.
"Four Season" merupakan
salah satu karya Vivaldi yang paling terkenal. Karya ini dipublikasikan untuk
pertama kalinya pada tahun 1725 dalam satu rangkaian dari dua belas konserto yang
diberi judul Il cimento dell'armonia e
dell'inventione (Ujian Harmoni dan
Penemuan). "Musim Semi" merupakan konserto favorit Raja Louis XV.
Beberapa karyanya yang lain:
a.Opus 1, 12 Sonatas
for 2 violins and basso continuo (1705)
b.Opus 2, 12 Sonatas
for violin and basso continuo (1709)
c.Opus 3, L'estro
armonico (Harmonic inspiration), 12 concertos for various combinations (4
violins, 4 violins and violoncello, etc.) (1711)
d. Opus 4, La
stravaganza (The extraordinary), 12 violin concertos (c. 1714)
e. Opus 5, (2nd part of Opus
2), 4 sonatas for violin and 2 sonatas for 2 violins and basso continuo (1716)
f. Opus 6, 6 violin
concertos (1716-21)
g.Opus 7, 2 oboe
concertos and 10 violin concertos (1716-21)
h.Opus 8, Il cimento
dell'armonia e dell'inventione (The Contest between Harmony and Invention), 12
violin concertos, the first 4, in E, G minor, F, and F minor being known as The
Four Seasons (Le quattro stagioni) (1725)
i. Opus 9, La cetra (The
lyre), 2 violin concertos and 1 for 2 violins (1727)
j. Opus 10, 6 flute
concertos (c. 1728)
k. Opus 11, 5 violin
concertos, 1 oboe concerto (1729)
l. Opus 12, 5 violin
concertos and 1 without solo (1729)
m. Opus 13, Il pastor
fido (The Faithful Sheperd), 6 sonatas for musette, viela, recorder, oboe or
violin, and basso continuo (1737, spurious works by Nicolas Chédeville).
Oratorio
a.Moyses Deus
Pharaonis, RV 643 - 1714
b. Juditha triumphans
devicta Holofernes barbarie, RV 644 -- 1716
c. L'adorazione delli
tre re magi al bambino Gesù nella capanna di Betlemme, RV 645 -- 1722
d.La vittoria navale
predetta dal S Pontefice Pio V Ghisilieri, RV 782 -- 1713
Opera:
a. Bajazet (Tamerlano) (1735)
b. Catone in Utica (1737)
c.Dorilla in Tempe (1726)
d. Ercole sul Termodonte
(1723)
i. L'incoronazione di
Dario (1716)
k. Orlando finto pazzo (1714)
l. Orlando furoiso (1727)
m. Ottone in villa (1713)
n. Rosilena ed Oronta (1728)
p. Siroe, re di Persia,
RV 735 -- 1727
s. La verità in cimento
(1720)
Solo Concerto
a. Opus 3, Concerto in A
minor
b. Concerto for Strings
and Harsicord in G Major
c. Opus 3, Concerto in B
minor
d. Concerto in C major
e. Concerto in A major
f. Concerto per archi e
cembalo in C major
i. La Primavera, op. 8
no. 1, RV 269 -- E Mayor
j. Il favorito, op. 11
no. 2, RV 277 -- e minor
k. Il corneto da posta,
RV 363 -- B flat Mayor
l. L'autunno, op. 8 no.
3, RV 293 -- F Mayor
m. Concerto for Two
Trumpets in D Major
n. Beatus vir, RV 597
Di dalam permainan musik pada
masing-masing konserto ini terdapat perbedaan pada perubahan tempo
cepat-lambat-cepat yang sangat indah.
Melengkapi masing-masing irama,
Vivaldi menulis rangkaian soneta untuk menyertai irama Four Season. Istimewanya,
rangkaian soneta ini digambarkan dengan sangat luar biasa dalam komposisi musik
tersebut. Aaron Green[6] menyebutkan bahwa mendengarkan komposisi The Four
Seasons sembari membaca soneta-soneta tersebut akan memberikan pengalaman yang
sangat unik.
Setelah kelesuan di bidang
ekonomi pada tahun 1740, Vivaldi mengundurkan diri dari Ospedalle della
Pieta. Ia berencana untuk menetap di Vienna di bawah pelindung yang
dihormatinya, Charles VI. Namun, ia tidak menetap lebih lama di Vienna. Sebab
pada 28 Juli1741, ia meninggal dunia. Diperkirakan hal ini disebabkan
oleh penyakit asmanya yang berkepanjangan, yang terus dideritanya sejak muda.
Ia dimakamkan secara sangat sederhana, seperti halnya Mozart.